Rabu, 01 April 2015

Review film : Jalan-Jalan Men Episode Bandung

Dalam film pendek yang berdurasi kurang lebih 16 menit ini bercerita tentang Jebraw dan Nayya beserta tim nya yang mereka sebut tim epic yang melakukan trip ke Bandung. Nayya yang mengajak Jebraw untuk pergi ke Bandung ingin menunjukkan betapa kreatifnya kota Bandung. Setelah sesampainya Jebraw di kota Bandung Nayya mengajak Jebraw keliling kota Bandung, seperti ke galeri seni Selasar Sunaryo atau lebih dikenal dengan Selasar Sunaryo Art Space (SSAS).


 screenshot 1


yaitu sebuah ruang dan organisasi nirlaba yang bertujuan mendukung pengembangan praktik dan pengkajian seni dan kebudayaan visual di Indonesia. Dididirikan pada tahun 1998 oleh Sunaryo, SSAS aktif menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada edukasi publik. Dengan arahan dan dukungan dari Yayasan Selasar Sunaryo, fokus utama SSAS adalah pada penyelenggaraan program-program seni rupa kontemporer, melalui pameran, diskusi, residensi dan lokakarya.

Sebagai pusat kebudayaan, SSAS menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan disiplin-disiplin seni lain seperti desain, kriya, seni pertunjukan, sastra, arsitektur, dan lain sebagainya. Selain memajang koleksi permanen, SSAS juga menyelenggarakan pameran-pameran tunggal atau bersama yang menampilkan karya-karya para seniman muda dan senior, dari Indonesia maupun mancanegara.
Semua jenis kegiatan di SSAS—mencakup program anak-anak, konser musik, pementasan tetaer, pemutaran film, pembacaan karya sastra, ceramah dan berbagai aktivitas lainnya—dirancang berdasarkan arahan dari Dewan Pertimbangan Kuratorial yang terdiri dari para akademisi, kritikus dan praktisi seni. SSAS juga berkiprah dalam jejaring seni rupa kontemporer internasional melalui kerjasama dengan berbagai insitusi di luar negeri. 
Sunaryo sendiri adalah salah satu seniman Indonesia, dia lahir di Banyumas tanggal 15 Mei 1943, anak kedua dari tujuh bersaudara. Segala cerita kesuksesannya dalam dunia seni berawal dari sebuah sabak (alat tulis terbuat dari batu berbentuk papan tipis untuk ditulis), yang tertinggal di kelasnya ketika dia duduk di kelas 1 SD. Bergegas dia mengambil sabaknya, ketika itu dia menemukan di belakang pintu sebuah gambar pemandangan. Itulah lukisan pertama yang masih terekam olehnya dalam ingatan hingga kini.
setelah tim Jalan Jalan Men selesai mengeksplorasi SSAS tim Jalan Jalan Men pun melanjutkan perjalanan mereka ke Saung Angklung Udjo. Saung Angklung Udjo (SAU) adalah suatu tempat yang merupakan tempat pertunjukan, pusat kerajinan tangan dari bambu, dan workshop instrumen musik dari bambu. Selain itu, SAU mempunyai tujuan sebagai laboratorium kependidikan dan pusat belajar untuk memelihara kebudayaan Sunda dan khususnya angklung.
screenshot 2
screenshot 3
Didirikan pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena dan istrinya Uum Sumiati, dengan maksud untuk melestarikan dan memelihara seni dan kebudayaan tradisional Sunda. Berlokasi di Jalan Padasuka 118, Bandung Timur Jawa Barat Indonesia.
Dengan suasana tempat yang segar udaranya dan dikelilingi oleh pohon-pohon bambu, dari kerajinan bambu dan interior bambu sampai alat musik bambu.
Disamping pertunjukan rutin setiap sore, Saung Angklung Udjo telah berkali-kali mengadakan pertunjukan khusus yang dilakukan pada pagi atau siang hari. Pertunjukkan tersebut tidak terbatas diadakan di lokasi Saung Angklung Udjo saja, tetapi berbagai undangan tampil di berbagai tempat baik di dalam maupun di luar negeri, pada bulan Agustus tahun 2000 di Sasana Budaya Ganesha ITB, Bandung, Saung Angklung Udjo mengadakan konser kolaborasi dengan penyanyi cilik yang dijuluki Shirley Temple-nya Indonesia, yaitu Sherina.
Saung Angklung Udjo tidak terbatas pada hanya menjual seni pertunjukan saja, berbagai produk alat musik bambu tradisional (angklung,arumbacalung dan lainnya) dibuat dan dijual kepada para pembeli.
dari film berdurasi pendek ini pun kita dapat tahu sedikit tentang proses dan cara pembuatan angklung, ada juga fakta bahwa semua alat-alat musik tersebut terbuat dari bambu hitam dan proses pengeringan selama 1 tahun baru bambu dapat dipahat dan ada juga fakta bahwa lama pembuatan 1 angklung berkisaran selama 3 jam dan info-info lainnya. setelah itu tim Jalan Jalan Men menonton sebuah pertunjukkan yang rutin setiap sore diadakan oleh Saung Angklung Udjo. Dalam pertunjukkkan itu banyak sekali memperlihatkan kebudayaan - kebudayaan khas sunda dan di pertunjukkan tersebut Tim Jalan Jalan Men dan juga seluruh pengunjung diajarkan bagaimana cara memainkan angklung. 
Dalam film pendek ini pengambilan gambar sangat bagus sehingga keindahan kota Bandung sangat jelas terlihat dari pengambilan gambar sehingga sangat menarik penonton untuk berkunjung ke kota Bandung. Cara pembawaan acara yang santai, lucu, dan menyegarkan juga sangat menhibur untuk para penontonnya serta info-info yang menarik meskipun info-info yang diberikan kurang detail. Dari film pendek ini kita dapat lebih mengetahui tentang budaya-budaya dalam negeri khususnya dalam film pendek ini adalah kebudayaan Sunda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar